> Ahn Chang-ho<
Ahn Chang-ho adalah pahlawan nasional Korea Selatan.
Ahn lahir di Gangseo, (sekarang di Korea Utara) pada tahun 1878, di akhir periode Dinasti Joseon (1392-1910) di mana Korea sedang mengalami masa-masa kekacauan.
Ketika Perang Sino-Jepang Pertama (1894-1895) pecah, Ahn yang saat itu masih menjadi pelajar, mulai menyadari perlunya untuk memperkenalkan kebudayaan baru dan peradaban ke negaranya dan meningkatkan status dan kekuatan Korea sebagai negara independen. Ketika Jepang memenangkan perang dan mulai mengarahkan pandangannya ke Korea, Ahn pergi ke Seoul untuk belajar. Pada tahun 1896 ia mengikuti pendidikan di Gusae Hakdang, sekolah yang disponsori misionaris yang didirikan oleh Horace G Underwood dan masuk Kristen. Pada tahun 1897, ia bergabung dengan Asosiasi Kemerdekaan, sebuah lembaga sosial politik yang memfokuskan pada pentingnya kemandirian dan tidak bergantung pada pengaruh asing. Ia juga memulai karirnya sebagai aktivis kemerdekaan dan pengajar pada saat yang sama. Pada usia 22 tahun, ia mendirikan sekolah dasar swasta pertama di Korea.
Pada tahun 1902, ia pergi ke Amerika untuk belajar di kota San Fransisco. Saat belajar di sana, ia melihat adanya disikriminasi yang dilakukan kepada orang korea lain dan mulai mendedikasikan waktunya untuk melindungi hak asasi orang korea lokal dengan mendirikan masyarakat persaudaraan korea (Korean fellowship society). Aktivismenya membawanya menjadi salah seorang yang pertama kali menyatukan komunitas Korea-Amerika. Perjanjian Eulsa antara Jepang dan Korea pada tahun 1905, yang secara resmi mengesahkan Korea sebagai koloni Jepang membawa Ahn kembali ke Korea. Sekembalinya, ia membentuk Asosiasi Masyarakat Baru, sebuah organisasi rahasia untuk memperjuangkan kemerdekaaan korea. Kemudian, ia mendirikan Sekolah Menengah Daesung dan mengorganisasikan asosiasi siswa pemuda untuk membina pemimpin masa depan Korea.
Ahn Chang-ho diburu otoritas penjajahan Jepang, sehingga ia berpindah-pindah ke Cina lalu ke Vladivostok untuk melanjutkan perjuangan. Ia pindah ke Amerika lewat Siberia setelah menyatukan komunitas Korea di Rusia Timur Jauh. Pada tanggal 1 maret 1919, protes terhadap Jepang merebak di seluruh Korea. Para aktivis kemerdekaan berkumpul di Shanghai untuk mendirikan pemerintahan sementara. Ahn bergabung dan mendedikasikan dirinya untuk kemerdekaan. Ia memegang peran sebagai sekretaris interior, deputi perdana menteri dan sekretaris pekerja. Ia dipenjara oleh Jepang pada tahun 1938.
>Yi Sun-sin<
Yi Sun-sin (lahir 28 April 1545 – meninggal 16 Desember 1598 pada umur 53 tahun) adalah seorang tokoh militer dan pahlawan nasional Korea. Ia adalah tokoh yang berjasa dalam menumpas serbuan pasukan Jepang yang menginvasi dalam Perang Tujuh Tahun pada masa Dinasti Joseon. Salah satu kontribusinya yang terbesar dalam bidang militer Korea adalah penggunaan kapal perang berlapis besi pertama di dunia yang berbentuk kura-kura yang dinamakan Gobukseon. Sampai sekarang Yi dianggap sebagai seorang pahlawan bangsa Korea yang terbesar dikarenakan kesetiaan, taktik dan kegigihannya dalam berperang. Yi Sun-sin wafat dalam usia 54 tahun pada tahun 1598 tepat setelah kemenangannya dalam akhir Perang Tujuh Tahun. Dalam 7 tahun masa perang itu, Yi Sun-sin memenangkan sebanyak 23 kali pertempuran di laut tanpa kalah. Ia diberi gelar Chung Mu Gong atau Pahlawan Kesetiaan dan Pengabdian.
Sejak kakeknya terlibat dalam pembersihan politik pada masa pemerintahan Raja Jungjong, ayahnya mulai berhenti mencari pekerjaan yang berhubungan dengan pemerintah. Mereka sekeluarga akhirnya pindah ke Asan, tempat asal keluarga ibu Yi, di saat kondisi perekonomian mereka semakin memburuk.
Layaknya anak bangsawan pada masa itu, Yi Sun-sin dididik dalam ajaran-ajaran Konghucu sejak kecil. Ia menikah pada usia 21 tahun dan dikaruniai 3 orang putra dan 1 orang putri. Ia memutuskan untuk masuk di bidang militer dimulai saat berusia 22 tahun walaupun sebenarnya pilihannya tersebut asing bagi keluarganya yang lebih memandang kesusastraan sebagai tradisi.
Choe Yeong (Hanzi: 崔荣, Hangul: 최영, 1316-1388) adalah seorang jenderal Korea pada zaman Dinasti Goryeo yang berjasa mempertahankan negaranya dari serbuan bajak laut Jepang dan mengusir pasukan Mongol. Choe dilahirkan di Choerwon, Provinsi Gangwon dari keluarga yang cukup mampu yang awalnya miskin sehingga membentuk karakternya yang militan. Dia tidak terlalu memperhatikan mengenai pakaian dan makanannya, dia menghindari kesenangan-kesenangan duniawi bahkan setelah menjadi pejabat dan mampu menikmatinya. Ia tidak senang pada orang yang menyukai barang mewah dan memandang kesederhanaan sebagai suatu kebajikan. Moto hidupnya yang diwarisi dari ayahnya adalah, “janganlah engkau tamak akan emas”
Dengan karakter demikian, Choe sangat cocok masuk militer, ia dengan cepat mendapat kepercayaan dari bawahan dan rajanya dalam sejumlah pertempuran melawan bajak laut Jepang yang menghantui semenanjung Korea pada tahun 1350an.
Pada usia 36 tahun, ia telah menjadi pahlawan nasional berkat jasanya memadamkan pemberontakan Cho Il-shin yang sebelumnya mengepung dan menerobos istana kerajaan, membunuh beberapa pejabat dan mengangkat diri sebagai raja Cho. Pada tahun 1335, di Tiongkok meletus Pemberontakan Sorban Merah melawan Dinasti Yuan, Mongol yang saat itu menguasai Tiongkok. Karena menjadi negara vassal Yuan sejak abad 13, maka Goryeo berkewajiban mengirim bala bantuan untuk membantu Mongol memadamkan pemberontakan tersebut. Kesuksesannya dalam lebih dari tigapuluh pertempuran membuat popularitasnya menanjak. Sekembalinya ke Korea, ia melaporkan pada Raja Gongmin mengenai situasi dalam negeri Tiongkok dimana Dinasti Yuan mulai goyah, sehingga Raja Gongmin berpikir itulah saat yang tepat untuk merebut kembali beberapa wilayah di utara yang dulu diduduki Mongol. Choe pun diperintahkan memimpin pasukannya dan berhasil merebut banyak kota di bagian barat Sungai Yalu.
Choe sempat menjabat sebagai walikota Pyongyang untuk waktu singkat. Selama masa itu ia meningkatkan produksi panen dan meringankan penderitaan korban kelaparan sehingga makin disanjung sebagai pahlawan nasional. Tahun 1363, ia sekali lagi unjuk gigi ketika seorang menteri yang berkuasa bernama Kim Yon-an bermaksud menggulingkan pemerintah. Choe menghimpun pasukannya dan mengalahkan 10.000 pasukan Mongol yang masuk ke wilayah Goryeo dan mendukung pemberontakan itu.
cr: http://id.wikipedia.org/wiki/Yi_Sun-shin , id.wikipedia.org/wiki/Ahn_Chang-ho , http://id.wikipedia.org/wiki/Choe_Yeong